KETUPAT VS ORANG GILA
Waktu itu saya kelas 2 SMA, masih imut, sekarang mah ya tetep imut juga... lebih malahan, berat badannya maksud saya hahhahaha. Maap jadi gagal fokus gegara liat-liat foto jaman dulu sampe sekarang, hmm...balik lagi ke atas. Banyak yang bilang masa SMA itu salah satu masa yang paling menyenangkan, banyak hal terjadi di fase awal gejolak kawula muda itu. Fase pubertas, fase pencarian jati diri katanya. Bagi saya sendiri masa putih abu-abu itu adalah masa dimana saya lagi aktif-aktifnya berorganisasi, OSIS salah satunya. Tau kan OSIS?? Semacam BEMnya anak kuliahan gitu :D (Ngapain sih pake dijelasin segala, padahal pasti kan udah pada tau! rempong deh ). Waktu itu saya kelas dua SMA, pada suatu sore yang mendung kami mengadakan rapat OSIS, kami membahas alternatif pencarian dana yang bisa kami lakukan sekreatif mungkin dengan dana seminim mungkin. Lalu saya usul tentang membuat ketupat untuk di jual, kebetulan banyak yang punya pohon kelapa di rumah, jadi bisa dimanfaatkan janurnya sebagai bahan baku utama membuat ketupat, dan alhamdulillah ide disetujui tinggal menunggu eksekusi. :D
Dua minggu berlalu, tibalah pada hari H pengeksekusian ketupat, kami para anggota OSIS sibuk sendiri, maksudnya ada berbagai jenis kegiatan yang kami lakukan. Ada yang ngangkutin janur dari rumah, ada yang bikin ketupat, ada yang ngitung ketupat untuk diikat per 10 buah, dan ada yang memasarkan. Semua kegiatan ini berlangsung di sekolah, dan itu hari libur- kami lembur (gayanya lembur padahal di sekolah cekikikan ga karuan). Kami bahu membahu hari itu biar dapet dana maksimal, karena saya termasuk orang yang cerewet hehehe.. saya pun kebagian tugas untuk memasarkan ketupat bersama beberapa teman lain. Kami, cewek-cewek kece berseragam putih abu-abu harus menghalau teriknya mentari, menerobos jalanan pasar yang becek tapi ga ada ojek dan bersaing dengan para pedagang yang lebih eksis, dan jualan dari rumah ke rumah macam sales. Kami harus menerima berbagai penolakan dari ibu-ibu yang sudah lebih dulu membeli ketupat di pasar. Namun semangat kami tak tergoyahkan, jam silih berganti, pagi jadi siang dan siang jadi sore..(idih..lebay amir dah ini yang cerita). Alhamdulillah, saya dan tim sudah berhasil menjual delapan ikat ketupat, tersisa dua. Kami bertiga, waktu itu saya (Dani) jualan sama Fina (ketua OSIS) dan Mbak Tutik (saya lupa dia dulu jadi bendahara ato sekretaris). Sore itu, sambil menenteng dua ikat ketupat kami menyusuri jalan di daerah Kauman sembari mengetuk pintu tiap rumah yang kami lewati, menawarkan dua ikat ketupat kami. Namun hasilnya nihil, belum ada yang tertarik memborong ketupat terakhir kami. Lama kami berjalan....kaki rasanya udah gempor, rambut lepek, baju apek bau keringet, ga banget deh pokoknya lalu di jalan pertigaan depan kami, kami ternganga...(pegangin mulut biar ga jatoh ke selokan) karena eh karena akhirnya kami ketemu juga sama IMAM!!
IMAM??? Who is IMAM?? well, he is a crazy or just say insane man alias orang gila!! Si Imam ini adalah orang gila yang hobi ngejar orang yang ditemuinya. Dan kali ini orang yang beruntung ketemu Imam adalah kami, kami bertiga sontak merasa ngeri karena sudah sering mendengar
track record si Imam yang luar biasa dalam mengejar "korban". Kami saling berpandangan dan siap-siap mengambil langak seribu takut kalo-kalo si Imam ngeh dengan keberadaan kami. Beberapa detik berlalu, dan moment itu datang, Imam memandang kami dan kamipun langsung lari berhamburan sambil menjerit kencang diantara gang-gang sempit-di kejar Imam. Keringat mengalir deras, menetes di jalanan yang kami lalui, serasa ada di film action menghindar dari kejaran penjahat. Sumpah rasanya lama benget waktu lari tanpa henti dari kejaran Imam, apalagi sepatu saya sempat lepas, saya lari terpincang-pincang sambil berusaha memakai sepatu, pengen nangis saking takutnya. Untungnya kami tiba di jalan raya dan mulai berpencar, pura-pura masuk ke toko sambil ngos-ngosan, lirik kanan kiri takut Imam tau persembunyian kami. Semenit, lima menit berlalu, tak ada tanda-tanda kemunculan Imam, kami pun keluar dari toko dan meneruskan perjalanan kembali ke sekolah sambil tertawa mengingat kejadian itu. Untung nggak ketangkep Imam kalo sampe ketangkep nggak tau deh bakal diapain...sepatu saya yang sempat terlepas sudah kembali ke peraduan, baca kaki saya hahaha...
Imam oh imam kamu adalah hal terindah yang mewarnai hari-hari kami di tahun kedua putih abu-abu itu. Hilang sudah rasa capek keliling jualan ketupat, digantikan adrenalin yang terpacu di sore gerimis kala itu. Ah, tak ada yang lebih nyangkut di hati kalo bukan karena di kejar orang gila. Itu tadi adalah kisah nostalgia putih abu-abuku, bagaimana dengan kamu?
Selamat mengenang ya ^___^
Waduuh...saya juga takut kalo ketemu orgil gitu. Ini pasti kenangan sedih yg gak bakal terlupa, ya mbak
ReplyDeleteHaduuuh Imam? Imam nama bojoku e...hihi..
ReplyDeletetapi alhamdulillah suamiku nggak kayak Imam ituuh...
Iya mbak wati..itu jadi unforgetable moment-ku semasa SMA..gokil abislah hahhaa..
ReplyDeleteWaduh mbak Ika..kok bisa samaan gitu ya namanya?untung cuma samaan nama ya mbak :D
hahaha seru mbak bacanya. Untung aja ya Imam gak nyampe ngejar ke mana-mana
ReplyDeleteHahaha iya mbak...deg-degannya nggak nahan..saya masih ngos-ngosan sampai sekarang kalo keinget kejadian itu :)
ReplyDeleteLOL :-D
ReplyDeleteUnforgatable moment yaa mbak :-D ADuhh imam imam ...
Itu salah satu yang takkan terlupa :D
DeleteHahahahah. lucu banget Dan, si Imam..
ReplyDeleteaku jg pernah dikejar orgil.. mana dia bilang'hai sayang.. kamu mau kemana?! kamu ko ninggalin aku?!" hiiiiii!!
btw trims ya, udah ikutan Ga ku
Hehehehe sama-sama rina..lumayan buat rame2 GA mu :D
Delete